Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sobat isoora yang dirahmati Allah SWT. Apa kabar semua? Semoga selalu diberkahi oleh Allah SWT.
Kita pasti sudah sering kali beberapa macam perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Mencuri, memaki orang, sombong dan banyak sekali hal yang sangat dibenci Allah SWT. Diantara contoh-contoh tersebut, tidak hanya merusak hubungan kita terhadap Allah SWT, tetapi juga merusak hubungan kita kepada orang lain.
Ketika kita mencuri, maka orang lain akan merasa kehilangan barangnya, ketika kita memaki orang, orang lain akan mendengarkan makian kita dengan berbagai reaksi. Bisa saja dia sabar, bisa saja dia memaki balik. Ketika kita sombong, akan banyak orang yang tidak menyukai kita. Jadi setiap hal yang dilarang Allah SWT itu pasti berdampak buruk kepada sekitar.
Tapi, adakah perilaku yang dilarang Allah SWT, tetapi sebenarnya tidak berdampak buruk pada orang lain. Jawaban itu mungkin merujuk pada perbuatan yang disebut Riya’.
Apa itu perbuatan riya?
Dari bahasa, riya’ dari kata Arriyaa’u yang berarti pamer. Dari istilahnya, riya’ berarti melakukan kebaikan tetapi tidak hanya untuk mengharap ridha Allah, tetapi agar terlihat oleh orang lain dan mengharapkan pujian dari orang lain.
Jika dibandingkan dengan tiga contoh perbuatan tercela diatas, riya’ mungkin adalah perbuatan yang dianggap kecil dan mungkin tidak berpengaruh apa-apa. Tetapi riya’ sangat dibenci oleh Allah SWT. Bahkan disebutkan pada hadits riwayat Ahmad bahwa Riya’ disebut syirik kecil.
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الأَصْغَرُ الرِّيَاءُ
“Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil, yaitu riya’.” (HR Ahmad).
Syirik adalah perbuatan yang menyekutukan Allah, yang dimana seolah-olah ada kuasa selain Allah SWT.
Kenapa riya’ dianggap sebagai Syirik Kecil?
Begini, ketika kita melakukan perbuatan riya’, berarti kita beribadah dengan mengharap pujian dari orang lain. Berarti seolah-olah kita menyamakan seseorang dengan Allah SWT. Naudzubillahimindzalik.
Ketika kita berbuat kebaikan, kita harus ikhlas menjalaninya. Dalam arti ikhlas adalah tidak mengharap imbalan, ataupun pujian dari orang lain, melainkan murni mengharap Ridha Allah SWT.
Sobat isoora yang dirahmati Allah SWT.
Demikian postingan bertemakan riya’. Saya berpesan bagi diri sendiri dan juga para pembaca, ketika kita melakukan amal kebaikan. Jauhi riya’. Lakukan karena Allah SWT. Lakukan karena mengharap ridha-Nya. Semoga kita terhindar dari perbuatan keji dan kufur. Sebaliknya, kita selalu didekatkan dengan kerohanian islamiyah.
Amin Ya Rabbal Alamin
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh